Anoreksia Nervosa: Memahami, Mengatasi, dan Mendukung Pemulihan

Sebuah panduan komprehensif untuk memahami gangguan makan yang kompleks ini

Pendahuluan

Anoreksia Nervosa adalah gangguan makan serius yang ditandai oleh penolakan untuk mempertahankan berat badan normal minimal, ketakutan intens akan penambahan berat badan, distorsi citra tubuh, dan, pada wanita, amenore (hilangnya menstruasi). Ini adalah kondisi kompleks yang tidak hanya memengaruhi tubuh secara fisik tetapi juga merusak pikiran dan emosi seseorang secara mendalam. Anoreksia bukanlah sekadar pilihan diet atau gaya hidup; ini adalah penyakit mental yang mengancam jiwa dan membutuhkan penanganan medis serta psikologis yang serius.

Gangguan ini sering kali dimulai pada masa remaja atau dewasa awal, tetapi bisa menyerang siapa saja dari segala usia, jenis kelamin, atau latar belakang. Prevalensinya memang lebih tinggi pada wanita, namun jumlah kasus pada pria terus meningkat dan tidak boleh diabaikan. Lingkaran setan pembatasan makanan yang ekstrem, obsesi terhadap berat badan dan bentuk tubuh, serta perilaku kompensasi lainnya, dapat mengarah pada malnutrisi parah dan berbagai komplikasi medis yang fatal jika tidak ditangani dengan tepat.

Memahami anoreksia nervosa memerlukan pendekatan multidimensional, menelaah akar penyebabnya yang beragam, manifestasi gejalanya yang kompleks, dampak fisik dan psikologisnya yang merusak, serta strategi pengobatan dan pencegahan yang efektif. Artikel ini akan menyajikan tinjauan komprehensif tentang gangguan ini, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran, mengurangi stigma, dan memberikan informasi berharga bagi mereka yang mencari pemahaman, dukungan, atau jalan menuju pemulihan.

Penting untuk diingat bahwa di balik setiap kasus anoreksia terdapat individu yang berjuang dengan penderitaan yang luar biasa. Pemulihan adalah proses yang panjang dan menantang, namun sangat mungkin dicapai dengan dukungan yang tepat dan intervensi dini. Melalui pemahaman yang lebih baik, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih empatik dan suportif bagi mereka yang menderita gangguan makan ini.

Apa Itu Anoreksia Nervosa?

Anoreksia Nervosa secara harfiah berarti "kehilangan nafsu makan karena sebab saraf," meskipun nama ini sedikit menyesatkan karena individu dengan anoreksia seringkali masih merasakan lapar tetapi menolaknya secara sengaja. Gangguan ini ditandai oleh tiga fitur utama:

  1. Pembatasan Asupan Energi: Individu secara sengaja membatasi asupan makanan mereka secara signifikan, yang mengarah pada berat badan yang secara signifikan rendah untuk usia, jenis kelamin, jalur perkembangan, dan kesehatan fisik mereka. Batasan ini bukan hanya tentang menolak makan, tetapi juga tentang obsesi terhadap kalori, nutrisi, dan seringkali ritual makan yang sangat ketat. Mereka mungkin menghabiskan waktu berjam-jam merencanakan makanan yang tidak akan mereka makan, atau memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil.
  2. Ketakutan Intens akan Penambahan Berat Badan: Ada ketakutan yang sangat kuat akan penambahan berat badan atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat badan mereka sudah sangat rendah. Ketakutan ini seringkali tidak rasional dan tidak mereda meskipun bukti menunjukkan bahwa mereka sudah kurus kering. Ketakutan ini menjadi kekuatan pendorong di balik pembatasan makan dan perilaku kompensasi lainnya.
  3. Distorsi Citra Tubuh: Individu mengalami gangguan dalam cara mereka memandang berat badan atau bentuk tubuh mereka sendiri. Mereka mungkin melihat diri mereka sebagai "gemuk" meskipun secara objektif kurus. Harga diri mereka sangat dipengaruhi oleh berat badan dan bentuk tubuh mereka, dan mereka sering menyangkal keseriusan berat badan mereka yang rendah saat ini. Distorsi ini bukan hanya visual; itu adalah keyakinan mendalam yang sulit diubah.

Anoreksia nervosa bukanlah tentang menjadi kurus semata, melainkan tentang perasaan kontrol yang diperoleh dari pembatasan makanan, serta upaya untuk mengatasi perasaan cemas, stres, atau ketidakberdayaan. Makanan dan berat badan menjadi fokus utama dalam hidup mereka, menggeser semua aspek lain dari keberadaan mereka. Gangguan ini bisa berkembang secara bertahap, seringkali dimulai dengan diet yang tampaknya tidak berbahaya, yang kemudian berkembang menjadi obsesi yang tidak terkendali.

Banyak penderita anoreksia yang menampilkan keengganan yang kuat untuk mencari bantuan, sering kali karena mereka tidak melihat perilaku mereka sebagai masalah, atau mereka takut kehilangan kendali atas berat badan mereka jika mereka menjalani pengobatan. Ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam proses diagnosis dan penanganan.

Meskipun sering digambarkan sebagai gangguan yang terkait dengan citra tubuh, inti dari anoreksia nervosa seringkali terletak pada masalah kontrol, identitas diri, dan coping mechanism yang tidak sehat terhadap tekanan internal maupun eksternal. Hal ini yang membuatnya menjadi kondisi yang kompleks dan membutuhkan pendekatan yang sangat holistik dalam pengobatannya.

Jenis-Jenis Anoreksia Nervosa

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi Kelima (DSM-5), anoreksia nervosa dibagi menjadi dua subtipe utama, berdasarkan perilaku yang ditunjukkan individu selama tiga bulan terakhir:

  1. Tipe Pembatas (Restricting Type)

    Pada tipe ini, individu mencapai penurunan berat badan melalui pembatasan diet yang ketat, puasa, atau olahraga berlebihan secara ekstrem. Mereka tidak secara teratur terlibat dalam perilaku makan berlebihan atau perilaku membersihkan diri (seperti muntah yang diinduksi sendiri atau penyalahgunaan laksatif, diuretik, atau enema). Fokus utama mereka adalah pada kontrol asupan makanan secara ekstrem, seringkali dengan obsesi terhadap jumlah kalori, jenis makanan, dan waktu makan. Mereka mungkin menunjukkan ritual makan yang aneh, seperti memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil, mengunyahnya secara berlebihan, atau memindahkannya di piring. Olahraga berlebihan sering menjadi bagian integral dari perilaku pembatasan ini, dilakukan secara kompulsif bahkan ketika tubuh sudah sangat lemah atau terluka.

    Individu dengan tipe pembatas seringkali sangat disiplin dan perfeksionis dalam aspek kehidupan lainnya, menyalurkan sifat-sifat ini ke dalam upaya mereka untuk mengontrol berat badan. Mereka mungkin bangga dengan kemampuan mereka untuk menahan lapar, melihatnya sebagai tanda kekuatan dan kontrol, meskipun secara fisik mereka melemah dan menderita.

  2. Tipe Makan Berlebihan/Membersihkan Diri (Binge-Eating/Purging Type)

    Pada tipe ini, individu secara teratur terlibat dalam episode makan berlebihan (mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam periode waktu singkat dengan perasaan kehilangan kontrol) atau perilaku membersihkan diri (seperti muntah yang diinduksi sendiri, penyalahgunaan laksatif, diuretik, atau enema) selama tiga bulan terakhir. Beberapa individu mungkin melakukan kedua perilaku tersebut. Perilaku ini adalah upaya untuk "mengkompensasi" asupan makanan yang mereka anggap terlalu banyak, meskipun seringkali jumlah makanan yang dikonsumsi dalam episode makan berlebihan ini tidak sebanding dengan yang terlihat pada bulimia nervosa. Mereka mungkin juga menyalahgunakan obat-obatan lain untuk mengontrol berat badan, seperti pil diet atau obat tiroid.

    Meskipun melibatkan perilaku binge-eating dan purging, perbedaan kunci antara anoreksia tipe ini dan bulimia nervosa adalah berat badan individu. Pada anoreksia, individu tetap berada di bawah ambang berat badan normal minimal yang sehat, sedangkan pada bulimia, berat badan mereka biasanya berada dalam kisaran normal atau di atas normal.

    Perilaku membersihkan diri pada anoreksia tipe ini sering kali menjadi rahasia yang dijaga ketat, disertai dengan perasaan malu dan bersalah yang mendalam. Siklus binge-purging dapat memperburuk komplikasi fisik dan psikologis, termasuk ketidakseimbangan elektrolit yang parah dan masalah gigi akibat paparan asam lambung berulang.

Penting untuk diingat bahwa kedua subtipe ini sama-sama serius dan dapat mengancam jiwa. Seseorang dapat beralih antara subtipe seiring waktu. Klasifikasi ini membantu profesional medis dalam memahami manifestasi perilaku spesifik dan merencanakan intervensi yang paling tepat, namun inti dari gangguan tersebut—ketakutan akan berat badan dan distorsi citra tubuh—tetap sama.

Penyebab dan Faktor Risiko Anoreksia Nervosa

Anoreksia Nervosa adalah gangguan multifaktorial, artinya tidak ada satu penyebab tunggal, melainkan kombinasi kompleks dari faktor genetik, biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan yang berinteraksi. Memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif.

Faktor Genetik dan Biologis

Faktor Psikologis

Faktor Sosial dan Budaya

Faktor Lingkungan dan Perkembangan

Interaksi kompleks dari semua faktor ini menjadikan anoreksia nervosa sebagai tantangan yang unik bagi setiap individu. Diagnosis dan pengobatan yang efektif harus mempertimbangkan latar belakang pribadi dan kombinasi faktor risiko yang spesifik pada setiap penderita.

Tanda dan Gejala Anoreksia Nervosa

Mengenali tanda dan gejala anoreksia nervosa bisa sangat sulit karena penderita seringkali berusaha menyembunyikan perilaku mereka. Gejala dapat dibagi menjadi tiga kategori utama: fisik, perilaku, dan psikologis.

Gejala Fisik

Gejala fisik anoreksia adalah akibat langsung dari malnutrisi dan berat badan yang sangat rendah. Beberapa di antaranya meliputi:

Gejala Perilaku

Perilaku penderita anoreksia seringkali menjadi cara mereka untuk mengelola rasa takut akan berat badan dan obsesi terhadap makanan:

Gejala Psikologis

Anoreksia memiliki dampak mendalam pada kesehatan mental dan emosional seseorang:

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan kombinasi dari tanda dan gejala ini, sangat penting untuk mencari bantuan profesional segera. Intervensi dini adalah kunci untuk pemulihan yang sukses.

Dampak dan Komplikasi Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa bukan hanya memengaruhi penampilan seseorang, tetapi secara signifikan merusak hampir setiap sistem organ dalam tubuh. Malnutrisi kronis dan perilaku membersihkan diri dapat menyebabkan komplikasi medis yang parah, beberapa di antaranya dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kerusakan permanen jika tidak ditangani. Tingkat keparahan komplikasi ini seringkali berkorelasi dengan lamanya seseorang menderita anoreksia dan tingkat penurunan berat badan.

Komplikasi Jantung

Jantung adalah salah satu organ yang paling rentan terhadap efek malnutrisi. Jantung adalah otot, dan seperti otot lainnya, ia akan mengecil dan melemah karena kelaparan.

Komplikasi Tulang

Kepadatan tulang sangat terpengaruh oleh anoreksia, terutama jika terjadi pada masa remaja ketika puncak massa tulang sedang dibangun.

Komplikasi Sistem Pencernaan

Seluruh sistem pencernaan melambat sebagai respons terhadap pembatasan makanan.

Komplikasi Endokrin dan Metabolik

Sistem hormon tubuh sangat terganggu oleh malnutrisi.

Komplikasi Neurologis

Otak, yang sangat bergantung pada glukosa dan nutrisi, juga terpengaruh.

Komplikasi Ginjal

Dehidrasi dan penyalahgunaan diuretik dapat merusak ginjal.

Komplikasi Darah

Komplikasi Psikologis

Dampak pada kesehatan mental juga sama merusaknya dengan dampak fisik, seringkali memperburuk kondisi yang sudah ada sebelumnya.

Mengingat daftar panjang dan seriusnya komplikasi ini, sangat jelas bahwa anoreksia nervosa adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan perhatian dan intervensi segera. Semakin cepat pengobatan dimulai, semakin baik prognosis untuk mencegah kerusakan permanen dan menyelamatkan nyawa.

Diagnosis Anoreksia Nervosa

Diagnosis anoreksia nervosa dilakukan oleh profesional kesehatan mental atau dokter yang berpengalaman dalam gangguan makan. Prosesnya melibatkan evaluasi menyeluruh terhadap gejala fisik, perilaku, dan psikologis seseorang. Karena penderita sering menyangkal adanya masalah, diagnosis bisa menjadi tantangan dan memerlukan kehati-hatian serta empati.

Kriteria Diagnostik DSM-5

Pedoman yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis anoreksia nervosa adalah yang ditetapkan oleh American Psychiatric Association dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi Kelima (DSM-5). Kriteria ini mencakup:

  1. Pembatasan Asupan Energi Relatif terhadap Kebutuhan: Ini mengarah pada berat badan yang secara signifikan rendah dalam konteks usia, jenis kelamin, jalur perkembangan, dan kesehatan fisik. "Secara signifikan rendah" didefinisikan sebagai berat badan kurang dari minimal normal, atau, untuk anak-anak dan remaja, kurang dari minimal yang diharapkan.
  2. Ketakutan Intens akan Penambahan Berat Badan atau Menjadi Gemuk: Ketakutan ini terjadi bahkan ketika individu sudah berada pada berat badan yang secara signifikan rendah, atau perilaku persisten yang mengganggu penambahan berat badan. Ketakutan ini seringkali tidak rasional dan sangat menguasai pikiran penderita.
  3. Gangguan dalam Cara Individu Mengalami Berat Badan atau Bentuk Tubuh Mereka: Ini bisa berupa gangguan dalam pengalaman berat atau bentuk tubuh seseorang, pengaruh yang tidak semestinya dari berat badan atau bentuk tubuh pada evaluasi diri, atau penyangkalan terhadap keseriusan berat badan rendah saat ini. Misalnya, seseorang mungkin melihat diri mereka sebagai "gemuk" meskipun secara klinis kekurangan berat badan, atau mereka mungkin merasa bahwa "hanya kehilangan sedikit lagi" akan membuat mereka bahagia.

Setelah kriteria ini terpenuhi, subtipe anoreksia nervosa akan ditentukan berdasarkan perilaku yang dominan dalam tiga bulan terakhir:

Proses Evaluasi

Diagnosis yang komprehensif melibatkan beberapa langkah dan melibatkan tim multidisiplin:

Penting untuk diingat bahwa diagnosis anoreksia nervosa bukan hanya tentang memenuhi kriteria DSM-5, tetapi juga tentang memahami penderitaan dan kebutuhan individu secara holistik. Proses diagnosis harus dilakukan dengan sensitivitas dan dibangun di atas hubungan kepercayaan antara pasien dan tim perawatan. Karena potensi komplikasi yang mengancam jiwa, kecepatan diagnosis dan inisiasi pengobatan sangat krusial.

Pengobatan dan Penanganan Anoreksia Nervosa

Pengobatan anoreksia nervosa adalah proses yang kompleks, intensif, dan seringkali membutuhkan waktu yang lama. Karena sifat multifaktorial dari gangguan ini dan dampak seriusnya pada tubuh dan pikiran, pendekatan pengobatan yang paling efektif adalah melalui tim multidisiplin. Tujuan utama pengobatan adalah restorasi berat badan ke tingkat yang sehat, mengatasi perilaku makan yang tidak sehat, memperbaiki distorsi citra tubuh, dan mengatasi masalah psikologis yang mendasari.

Tim Multidisiplin

Tim perawatan biasanya terdiri dari beberapa profesional kesehatan, termasuk:

Terapi Gizi dan Restorasi Berat Badan

Ini adalah langkah pertama dan paling krusial dalam pengobatan anoreksia, karena stabilisasi medis tidak dapat tercapai tanpa restorasi berat badan. Tanpa berat badan yang sehat, intervensi psikologis seringkali tidak efektif karena otak yang kekurangan gizi tidak dapat berfungsi optimal.

Terapi Psikologis

Terapi bicara adalah inti dari pengobatan anoreksia nervosa. Ada beberapa jenis terapi yang efektif:

Farmakoterapi (Pengobatan dengan Obat-obatan)

Saat ini, tidak ada obat yang secara spesifik disetujui untuk mengobati anoreksia nervosa. Namun, obat-obatan dapat digunakan untuk mengelola kondisi komorbid seperti depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif-kompulsif yang sering menyertai anoreksia.

Penting untuk dicatat bahwa obat-obatan tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya bentuk pengobatan; mereka harus selalu dikombinasikan dengan terapi psikologis dan dukungan nutrisi.

Tingkat Perawatan

Tingkat perawatan yang dibutuhkan akan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan gejala, status medis, dan respons terhadap pengobatan. Tingkat perawatan meliputi:

Dukungan Keluarga

Dukungan dari keluarga dan orang terdekat sangat penting dalam proses pemulihan. Keluarga perlu dididik tentang anoreksia, diajarkan cara memberikan dukungan tanpa memicu perilaku yang tidak sehat, dan diikutsertakan dalam terapi (terutama FBT). Anoreksia memengaruhi seluruh sistem keluarga, dan mengatasi dinamika keluarga yang mungkin berkontribusi atau memperburuk gangguan adalah bagian penting dari proses pemulihan.

Pemulihan dari anoreksia nervosa adalah perjalanan yang panjang, penuh tantangan, dan seringkali melibatkan kemunduran. Namun, dengan pengobatan yang tepat, dukungan yang kuat, dan ketekunan, pemulihan penuh adalah tujuan yang dapat dicapai. Kunci keberhasilan adalah intervensi dini dan komitmen yang berkelanjutan terhadap proses penyembuhan.

Mencegah Anoreksia Nervosa

Pencegahan anoreksia nervosa adalah upaya multi-tingkat yang melibatkan individu, keluarga, sekolah, media, dan masyarakat luas. Karena sifat multifaktorial dari gangguan ini, strategi pencegahan harus komprehensif, bertujuan untuk mengatasi faktor risiko dan membangun faktor perlindungan.

Edukasi dan Kesadaran

Mendorong Citra Tubuh Positif dan Harga Diri yang Sehat

Intervensi Dini

Peran Orang Tua dan Lingkungan Keluarga

Peran Sekolah dan Komunitas

Pencegahan anoreksia nervosa adalah upaya berkelanjutan yang membutuhkan perubahan budaya dan fokus pada kesejahteraan holistik. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih suportif dan mengurangi prevalensi gangguan makan yang merusak ini.

Pemulihan dan Harapan

Pemulihan dari anoreksia nervosa adalah perjalanan yang panjang, penuh tantangan, dan seringkali tidak linier, namun sangat mungkin untuk dicapai. Meskipun tingkat kematian anoreksia termasuk yang tertinggi di antara gangguan mental, dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang berkelanjutan, banyak individu dapat mencapai pemulihan penuh dan menjalani kehidupan yang sehat dan memuaskan. Harapan adalah komponen kunci dalam proses ini.

Jalur Pemulihan yang Panjang

Pemulihan bukanlah acara tunggal atau tujuan yang cepat tercapai; ini adalah proses berkelanjutan yang melibatkan:

Setiap orang memiliki jalur pemulihan yang unik. Beberapa mungkin mengalami pemulihan yang cepat, sementara yang lain mungkin membutuhkan bertahun-tahun dukungan dan usaha. Mundur adalah bagian normal dari proses, dan penting untuk tidak menyerah jika ini terjadi.

Pentingnya Dukungan Berkelanjutan

Tidak ada yang bisa pulih dari anoreksia sendirian. Dukungan adalah fondasi pemulihan:

Membangun Kembali Kehidupan

Seiring berjalannya pemulihan, individu dapat mulai membangun kembali kehidupan yang lebih kaya dan lebih bermakna:

Meskipun jalan menuju pemulihan dari anoreksia nervosa bisa sangat berat, itu adalah jalan yang layak ditempuh. Dengan kekuatan internal, dukungan yang tepat, dan komitmen untuk kesehatan, individu dapat dan memang menemukan kebebasan dari cengkeraman gangguan ini, membuka babak baru dalam hidup mereka yang penuh harapan dan potensi.

Kesimpulan

Anoreksia Nervosa adalah gangguan makan yang serius, kompleks, dan berpotensi mengancam jiwa, yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Ini jauh lebih dari sekadar masalah makanan atau berat badan; ini adalah penyakit mental yang berakar pada interaksi rumit antara faktor genetik, biologis, psikologis, dan sosial. Penderita anoreksia seringkali terperangkap dalam lingkaran setan pembatasan ekstrem, obsesi, dan distorsi citra tubuh yang menguras vitalitas fisik dan mental mereka.

Dampak dari anoreksia nervosa sangat luas, menyebabkan serangkaian komplikasi medis yang serius yang dapat memengaruhi setiap sistem organ dalam tubuh, mulai dari jantung dan tulang hingga ginjal dan otak. Komplikasi ini dapat bersifat permanen dan, dalam banyak kasus, fatal jika tidak ditangani dengan segera dan efektif. Selain kerusakan fisik, beban emosional dan psikologis yang ditanggung oleh penderita juga sangat besar, seringkali disertai dengan depresi, kecemasan, dan peningkatan risiko bunuh diri.

Mengingat keseriusan kondisi ini, diagnosis dini dan pengobatan yang komprehensif adalah kunci untuk pemulihan yang berhasil. Pendekatan tim multidisiplin yang melibatkan dokter, psikiater, psikolog, dan ahli gizi sangat penting untuk mengatasi semua aspek gangguan—mulai dari stabilisasi medis dan restorasi berat badan hingga terapi psikologis yang mendalam untuk mengatasi akar penyebab perilaku yang tidak sehat dan mengembangkan mekanisme koping yang adaptif. Terapi berbasis keluarga telah terbukti sangat efektif, terutama untuk pasien remaja, yang menekankan peran krusial dari sistem dukungan keluarga.

Pencegahan juga memegang peranan vital dalam mengurangi prevalensi anoreksia nervosa. Ini memerlukan upaya kolektif untuk mempromosikan citra tubuh yang positif, meningkatkan literasi media, menanamkan harga diri yang sehat yang tidak bergantung pada penampilan fisik, dan mengajarkan keterampilan koping emosional sejak usia dini. Lingkungan keluarga yang mendukung, sekolah yang sadar, dan masyarakat yang kritis terhadap standar kecantikan yang tidak realistis semuanya berkontribusi pada menciptakan budaya yang lebih sehat dan suportif.

Meskipun jalan menuju pemulihan dari anoreksia nervosa bisa sangat panjang dan penuh tantangan, dengan dukungan yang tepat, ketekunan, dan komitmen terhadap proses penyembuhan, pemulihan penuh adalah tujuan yang dapat dicapai. Harapan adalah komoditas berharga bagi mereka yang berjuang; itu adalah keyakinan bahwa kehidupan yang bebas dari cengkeraman gangguan makan ini adalah mungkin. Melalui peningkatan kesadaran, empati, dan akses terhadap perawatan yang berkualitas, kita dapat membantu lebih banyak individu menemukan kembali kesehatan, kebahagiaan, dan tujuan dalam hidup mereka.

Penting untuk selalu mengingat bahwa di balik diagnosis "anorektik" terdapat seseorang yang berjuang keras. Mereka membutuhkan pemahaman, kesabaran, dan dukungan tanpa henti. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk mencari profesional kesehatan. Anda tidak sendirian dalam perjuangan ini, dan ada harapan untuk masa depan yang lebih cerah.

Ilustrasi Pemulihan dan Harapan dari Anoreksia Nervosa Gambar ini menampilkan profil wajah seseorang yang secara simbolis terpecah belah atau tertekan di satu sisi, namun di sisi lain menunjukkan elemen pertumbuhan seperti daun dan sinar matahari, melambangkan perjuangan dengan gangguan makan dan perjalanan menuju pemulihan dan harapan.